Tuesday, September 8, 2009

Lumpia



Lumpia atau kadangkala dieja sebagai lun pia (Hanzi: 潤餅, hanyu pinyin: run bing) adalah sejenis penganan tradisional Tionghoa. Lumpia sendiri adalah dialek Hokkian dari pelafalan runbing dalam dialek Utara. Makanan tradisional tionghoa ini dalam bahasa Inggris disebut spring roll dan bisa dijumpai juga di Vietnam, Filipina, dan Indonesia. Hanya di Filipina dan di Indonesia saja kudapan ini disebut lumpia. Di Vietnam disebut cha gio, sedang dalam bahasa Mandarin namanya adalah chun yuan – kadang-kadang diucapkan seperti chun juan atau chun cuen. Penamaan spring roll menurut etimologi berasal dari tradisi menyantap kue gulung (roll) ini pada Hari Raya Imlek yang juga lazim disebut Spring Festival. Ini adalah terjemahan langsung dari chun (musim semi) dan yuan (gulung).

Di Indonesia, lumpia terkenal sebagai makanan khas Semarang, tentunya cara pembuatan dan bahan-bahannya sudah mengalami lokalisasi.

Di Jakarta ada lumpia yang mirip dengan lumpia semarang, tetapi rebungnya diganti bangkuang. Lumpia Jakarta hampir selalu tampil dalam versi goreng. Cocolannya sambal kacang yang mirip dengan sambal untuk nasi uduk.

Di Bogor ada lumpia bakar yang sangat unik. Isinya mirip lumpia jakarta – yaitu bangkuang, ebi, telur – tetapi ditambah potongan tahu. Bentuknya seperti bantal segi empat, berukuran besar. Lumpia bogor dipanggang di atas besi panas, sehingga menghasilkan citarasa yang khas.

Di Medan, jenis lumpia yang populer disebut popiah – yaitu lumpia basah berukuran besar. Popiah bukan lagi jajanan atau kudapan, melainkan sudah merupakan makanan utama karena porsinya yang besar. Popiah berasal dari suku Hokchia. Kulitnya seperti lumpia, tetapi lebih lebar. Isinya sangat kaya antara lain adalah: kepiting, udang, rebung, orak-arik telur, remukan kacang tanah, dan lain-lain.

Di kalangan masyarakat keturunan Indonesia di Negeri Belanda, lumpia juga merupakan jajanan populer. Karena di sana sulit mendapat rebung atau bangkuang, biasanya diisi dengan tauge, orak-arik telur, dan irisan ham.

Berbagai kreativitas pedagang makanan di Indonesia menampilkan lumpia berisi tauge, potongan kentang rebus, dan lain-lain. Di Indonesia kita juga punya jajanan bernama dadar gulung yang secara penampilan mirip lumpia. Dibuat dari semacam serabi tipis dari tepung beras atau terigu, biasanya memakai daun suji agar berwarna hijau, diisi dengan unti yang terbuat dari parutan kelapa dimasak dalam gula kelapa, kemudian digulung membentuk paket.

Di dunia memang ditemukan berbagai sajian yang mirip lumpia. Samosa yang umum dijumpai di India dan negara-negara Timur Tengah juga mirip lumpia, tetapi berbentuk tetrahidral dengan kulit yang lebih tebal, sehingga lebih renyah. Samosa diisi dengan kentang atau kambing cincang berbumbu kari.

Di Turki, dan juga negara-negara di sekitar Laut Tengah, ada semacam kebab yang digulung dalam roti tipis dan disebut durum kebab alias kebab gulung. Shawarma, jenis kebab lain yang dikemas dalam roti pita seperti kantung juga akhirnya tampil mirip lumpia atau burrito.

Burrito atau taco yang asal Meksiko juga mirip lumpia secara bentuk dan konsep. Kemiripan burrito atau taco dengan lumpia membuat orang-orang Spanyol dan Meksiko menyebut lumpia sebagai tacos chinos.

Burrito dan taco adalah dua istilah yang dapat saling dipertukarkan. Kalau besar disebut burrito, kalau kecil dinamai taco. Pembungkusnya disebut tortilla, yaitu roti tipis yang dibuat dari gandum atau tepung jagung. Tortilla lebih tebal daripada kulit lumpia. Di atas tortilla diatur semua bahan isian, lalu digulung membentuk paket seperti lumpia. Pada umumnya, isi burrito adalah kacang merah (refried beans), irisan daging panggang (sapi atau ayam), guacamole (bubur alpukat), dan salsa (sambal tomat). Nasi goreng Meksiko juga sering dipakai sebagai isi untuk menggantikan refried beans. Ada juga yang isinya hanya refried beans dengan keju yang dilelehkan.

Burrito atau taco biasa disajikan sudah dalam bentuk tergulung. Tetapi, hampir semua sajian Meksiko selalu disajikan dengan tortilla. Artinya, tortilla diisi dengan lauk-pauk dan kemudian menggulungnya. Tortilla juga bisa dimakan seperti roti pendamping hidangan utama.

Di Tiongkok sendiri justru tidak terlalu sering dijumpai lumpia. Yang paling sering justru ketemu kulit bebek peking yang garing renyah digulung dalam roti tipis dengan irisan ketimun, daun bawang, dan saus plum. Mirip lumpia, tetapi bukan lumpia.

Di Hong Kong, lumpia goreng merupakan salah satu sajian dim sum yang populer. Lumpia goreng juga sering tampil sebagai hidangan pembuka di restoran-restoran di Hong Kong.

Masyarakat Vietnam menggunakan lumpia sebagai makanan sehari-hari. Yang paling terkenal bagi wisatawan adalah cha gio yang artinya lumpia babi cincang. Ukurannya kecil-kecil, sebesar jempol orang dewasa. Dapat dimakan sebagai hidangan pembuka, dengan cocolan sambal manis dari cabe merah dan bawang putih. Biasanya, supaya tidak terlalu machtig, cha gio dibungkus dulu dengan daun selada sebelum dicocol sambal dan disantap.

Di Vietnam, hampir semua sajian dihidangkan dengan banh trang (kulit lumpia, terbuat dari tepung beras atau tepung singkong) – mirip dengan tortilla yang menyertai hampir semua sajian Meksiko. Di meja makan tertebar piring-piring berisi bihun, berbagai jenis sayur, dan masakan daging atau ikan. Banh trang dibasahi dengan semprotan air, diisi dengan isian yang disukai, kemudian digulung seperti popiah.

No comments:

Post a Comment